Tema: “Metedeh ateku aturendu, gelah ula kuayaki si sea-sea”
Introitus: Mazmur 1:2
Ogen: 1 Korinti 13:10-13
Khotbah: Mazmur 119:33-40
Ide Sentral Teks:
- Kebahagian yang hakiki adalah kesukaan akan taurat
Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. - Semuanya pasti lenyap, tetapi kasih kekal, kejarlah itu.
- Mencintai Taurat Tuhan adalah sumber kebahagiaan.
Perlu kita ketahui dan cermati, bahwa kehidupan didalam dunia ini penuh dengan tawaran-tawaran yang membuat hidup kita binasa. Terkadang memang sangat sulit sekali untuk membedakannya. Seperti pernyataan dalam lagu ini:
"Ketika kuhadapai kehidupan ini
Jalan mana yang harus ku pulih
Kutau kutak sanggup
Kutau kutak mampu
Hanya Kau Tuhan yang menggendongku
Jalan mana yang harus ku pulih
Kutau kutak sanggup
Kutau kutak mampu
Hanya Kau Tuhan yang menggendongku
TanganMu membelaiku
CintaMu memuaskanku
Kau mengangkatku ke tempat yang tinggi .....dst"
CintaMu memuaskanku
Kau mengangkatku ke tempat yang tinggi .....dst"
Hanya bersekutu dengan Tuhanlah kita sanggup mengabaikan keinginan daging dan dunia ini. Karena kalau tidak hidup dalam kebenaran Firman Tuhan, kita tidak mampu membedakan mana benar , mana salah, mana hitam, mana putih.
Pemazmur sangat tegas mengingatkan kita akan hal ini: mari perhatikan
Mazmur 1: 1- 6
1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
1:2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
1:4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
1:5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;
1:6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Mazmur 1: 1- 6
1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
1:2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
1:4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
1:5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;
1:6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Ayat 2 yang menjadi Introitus pada khotbah Minggu ini, menyatakan "yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan merenungkan Taurat itu siang dan malam"
orang seperti itulah yang mampu untuk tidak hidup seperti orang fasik yang hidupnya sia-sia.
Tuhan Yesus juga berfirman kepada kita dalam Matius 4 : 4 ; Yoh 4:34 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah".
Yohanes 4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Godaan, rayuan, jebakkan, tidak akan menjatuhkan kita lagi, selama kita mengutamakan Tuhan dalam hidup kita, setia membaca FirmanNya dan merenungkannya.
Tuhan Yesus juga berfirman kepada kita dalam Matius 4 : 4 ; Yoh 4:34 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah".
Yohanes 4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Godaan, rayuan, jebakkan, tidak akan menjatuhkan kita lagi, selama kita mengutamakan Tuhan dalam hidup kita, setia membaca FirmanNya dan merenungkannya.
Nas Khotbah kita Minggu ini, Mazmur 119 : 33-40
33 Perlihatkanlah, 34 Buatlah aku mengerti, 35 Biarlah aku hidup menurut petunjuk, 36 Condongkanlah hatiku, 37 Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, 38 Teguhkanlah pada hamba-Mu ini janji-Mu, 39 Lalukanlah celaka yang menggetarkan aku, 40 Sesungguhnya aku rindu kepada titah-titah-Mu, hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu.
Melalui penggalan kalimat pada nas ini, Pemazmur hanya mengandalkan Tuhan dalam perjalanan kehidupannya, sehingga hidupnya menjadi berarti, tidak sia-sia. Saudaraku, jemaat Tuhan, hidup ini tidak kekal, semua terbatas, ada saatnya kita menerima penghakiman dari pemilik hidup kita. Hidup seperti apa yang kita akan jalani. Apakah hidup yang tertuju kepada kesia-siaan atau hidup yang berkemenangan. Rancangan Tuhan didalam kehidupan kita agar setiap kita memperoleh kebahagiaan. Marilah , saudaraku yang terkasih, jangan buang buang
waktu, pakailah kesempatan masih tersisa. Hiduplah memberi makna bagi orang lain.
Cintailah Tuhan dalam lakumu. Maka hidupmu akan menjadi indah dan manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar